Resensi film " Merah Putih "
Resensi Film " Emak Ingin Naik Haji "
Emak Ingin Naik Haji | |
---|---|
Sutradara | Aditya Gumay |
Produser | Putut Widjanarko Adenin Adlan |
Penulis | Adenin Adlan Aditya Gumay |
Pemeran | Aty Cancer Zein Reza Rahadian Didi Petet Niniek L. Karim Ayu Pratiwi Adenin Adlan Gagan Ramdhani Alexia Aswin Fabanyo Henidar Amroe Cut Memey Helsi Herlinda Dedi Maulana Genta Windi |
Musik oleh | Adam S. Permana |
Sinematografi | Gunung Nusa P |
Penyunting | Cesa David Luckmansyah Dhimas Adhi Putra |
Distributor | Mizan Productions dan Smaradhana Pro |
Durasi | 98 menit |
Negara | Indonesia |
Film ini diangkat dari cerita pendek karangan Asma Nadia. Film ini juga menghadirkan penampilan khusus dari Jeffry Al Buchori
[sunting] Sinopsis
Film ini bercerita tentang tokoh Emak, seorang wanita berusia lanjut yang sabar, tulus, dan penuh kebaikan hati, seperti umat Islam lainnya, sangat ingin menunaikan ibadah haji. Sayangnya, Emak tidak memiliki biaya untuk mewujudkan keinginannya. Kehidupan Emak sehari-hari hanya bergantung pada hasil jualan kue. Ada juga sedikit tambahan uang dari Zein, anaknya yang duda, penjual lukisan keliling. Walaupun Emak tahu bahwa pergi haji adalah salah satu hal yang mungkin sulit diraih, Emak tidak putus asa, dia tetap mengumpulkan rupiah demi rupiah untuk disetorkan ke tabungan haji di bank. Zein, yang melihat kegigihan Emak, berusaha dengan berbagai cara untuk dapat mewujudkan keinginan Emak. Tapi, keterbatasannya sebagai penjual lukisan keliling, serta masalah-masalah yang diwarisinya dari perkawinannya yang gagal, menyebabkan Zein hampir-hampir putus asa dan nekat. Sementara, tetangga Emak yang kaya raya sudah beberapa kali menunaikan haji, apalagi pergi umroh. Di tempat lain ada orang berniat menunaikan haji hanya untuk kepentingan politik.resensi film laskar pelangi
Tanggal 25 September kemarin, aku termasuk dari sedikit orang yang beruntung mendapatkan kesempatan untuk menonton premiere Laskar Pelangi. Tentunya seneng banget rasanya, karena buat aku novel Laskar Pelangi memang sudah begitu spesial. Film yang diangkat dari bagian pertama novel tetralogi dengan judul yang sama ini memang begitu fenomenal. Pada postingan sebelumnya udah aku ceritain gimana menggebu-gebunya antusias dari warga Jogja untuk berebutan nonton film yang disutradarai oleh Riri Riza dan diproduseri Mira Lesmana ini.
Film berdurasi sekitar 2 jam ini menceritakan kehidupan 10 anak untuk mendapatkan pendidikan di salah satu pulau terkaya Indonesia, Belitong (bagian dari Provinsi Bangka Belitung). Bersama dua guru terkasih mereka, Ibu Muslimah (Cut Mini) dan Pak Harfan (Ikranagara) mereka berhasil membuktikan bahwa keterbatasan tidak mampu untuk menghambat semangat mereka untuk berprestasi dalam pendidikan.
Ikal, Lintang dan Mahar adalah salah satu dari murid-murid spesial di SD Muhammadiyah Gantong, bersama ketujuh teman mereka yang lain mereka tergabung dalam Laskar Pelangi. Mahar dengan cita rasa seninya yang tinggi berhasil membuat SD Muhammadiyah berprestasi pada Lomba Karnaval 17-an. Juga Lintang yang cerdas mampu menjadikan SD Muhammadiyah memenangkan perlombaan cerdas cermat, meskipun akhirnya nasib buruk menimpanya. Sementara Ikal yang terlibat asmara dengan seorang putri tionghoa. Keseluruhan kisah mampu terjamu secara apik dan mengharukan. Sinopsis selengkapnya, lihat disini..
Secara umum film ini memang mendidik sekaligus menghibur. Namun durasi film yang cukup singkat untuk sebuah adaptasi dari banyak kisah dalam buku Laskar Pelangi cukup banyak memangkas banyak cerita aslinya (sesuai dalam buku). Aku sedikit kecewa, pemangkasan cerita itu malah dibumbui oleh beberapa kisah yang tidak terdapat dalam buku. Mungkin itulah yang dinamakan adaptasi, tidak selalu berpatokan pada cerita asalnya.
Andrea Hirata sendiri mengatakan "Film Laskar Pelangi merupakan karya sineas film, bukan karya saya, sehingga saya tidak akan banyak ikut campur dalam pembuatannya". Anjuran aku, bila ingin lebih puas memaknai kisah Laskar Pelangi, lebih baik sebelum atau sesudah melihat film untuk membaca bukunya. Sejujurnya kisah Laskar Pelangi memang begitu panjang dan bermakna untuk diwujudkan dalam sebuah film.
Senada dengan Andrea Hirata, aku kini mulai memandang film dan buku Laskar Pelangi sebagai dua karya dari dua bidang seni yang berbeda. Baik film maupun bovel mempunyai kelebihan masing-masing, juga penggemar tersendiri. Dibanding film-film Indonesia lainnya yang bertebaran di bioskop saat ini, Laskar Pelangi mampu menyuguhkan tontonan yang lebih bermutu sekaligus mendidik. Ayo rame-rame tonton film ini di bioskop terdekat, tapi harus cepat-cepat karena tiketnya terbatas dan laku keras, hehehe.
Resensi Film Mengejar Matahari
Produser : SinemArt
Kipass Communication
Penulis : Titien Wattimena
Pemeran : Wingky Wiryawan
Fedi Nuril
Udjo Project Pop
Fauzi Baadilla
Ade Habibi
Agni P. Arkadewi
Nungki Kusumastuti
Arif Rifan
Musik oleh Ari Lasso
Andi Rianto
Penyunting Sastha Sunu
Durasi 86 menit
Resensi Film Perempuan Berkalung Sorban
Dalam pesantren Salafiah putri Al Huda diajarkan bagaimana menjadi seorang perempuan muslim dimana pelajaran itu membuat Anissa beranggapan bahwa Islam membela laki-laki, perempuan sangat lemah dan tidak seimbang.
Tapi protes Anissa selalu dianggap rengekan anak kecil. Hanya Khudori (Oka Antara), paman dari pihak Ibu, yang selalu menemani Anissa. Menghiburnya sekaligus menyajikan ‘dunia’ yang lain bagi Anissa. Diam-diam Anissa menaruh hati kepada Khudori. Tapi cinta itu tidak terbalas karena Khudori menyadari dirinya masih ada hubungan dekat dengan keluarga Kyai Hanan (Joshua Pandelaky), sekalipun bukan sedarah. Hal itu membuat Khudori selalu mencoba membunuh cintanya. Sampai akhirnya Khudori melanjutkan sekolah ke Kairo. Secara diam-diam Anissa mendaftarkan kuliah ke Jogja dan diterima tapi Kyai Hanan tidak mengijinkan, dengan alasan bisa menimbulkan fitnah, ketika seorang perempuan belum menikah berada sendirian jauh dari orang tua. Anissa merengek dan protes dengan alasan ayahnya.
Akhirnya Anissa malah dinikahkan dengan Samsudin (Reza Rahadian), seorang anak Kyai dari pesantren Salaf terbesar di Jawa Timur. Sekalipun hati Anissa berontak, tapi pernikahan itu dilangsungkan juga. Kenyataan Samsudin menikah lagi dengan Kalsum (Francine Roosenda). Harapan untuk menjadi perempuan muslimah yang mandiri bagi Anissa seketika runtuh. Dalam kiprahnya itu, Anissa dipertemukan lagi dengan Khudori. Keduanya masih sama-sama mencintai.…
Apakah cinta anissa dan Khudori berakhir di pernikahan? Bagaimana hubungan Anissa dan kedua orang tuanya dan Samsudin suaminya? Apakah Anissa dapat menjadi muslimah seperti yang diinginkan orang tuanya?
Resensi Film Saus Kacang
Resensi Film Saus Kacang
Film Perdana Bunga Citra Lestari - Ashraf Sinclair bakal bisa kita nikmatin nie di bioskop kesayangan kita. Ini nie Film Bunga dan Ashraf yang pertama, Film Saus Kacang. Film cinta yang disutradarai Indrayanto Kurniawan ini dibintangi juga sama Nadia Saphira, Marsha Milan Londoh, Bams Samsons, dan Rima Melati. Film yang diproduksi Summer Films ini bisa jadi tren film 2009 lho.. :)
Resensi Film Saus Kacang ini bakal bahas sedikit cerita dibalik Film Drama Romantis yang dilakonin Bunga ma Ashraf. Film Saus Kacangnyeritain kehidupan seorang chef bernama Dewi (BCL) yang punya kisah cinta amburadul alias sial melulu. Naa, singkatnya, muncul Fredo (Ashraf) seorang tamu yang moody, bawel, tukang komplain. Dan, karena suatu kejadian Dewi dan Fredo akhirnya deket. Sayangnya, saat Dewi berharap lebih sama Fredo, muncul mantan calon istri si Fredo bernama Mae yang menawarkan cintanya kembali. Gimana kelanjutan kisah cinta Dewi dan Fredo? Saksikan dee Film Saus Kacang atau kunjungi homepage:
http://www.sauskacang.com