Followers

RSS

Resensi film " Merah Putih "

Sinopsis Film Merah Putih

film merah putih 
       Film perjuangan Indonesia sebagai penyambutan hari kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 2009 akan hadir di layar bioskop indonesia. Sungguh film yang benar – benar tidak memakan biaya sedikit, karena melibatkan Crew perfilman internasional yang sudah berpengalaman. Film Merah Putih ini memiliki nuansa yang berbeda dengan yang film lain dan yang terpenting menunjukkan semangat perjuangan Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Film ini dimulai dengan perjuangan indonesia untuk kemerdekaan di tahun 1947. Saat itu aksi Agresi Militer Belanda diluncurkan dengan menyerang para pejuang Indonesia di propinsi Jawa Tengah. Agresi itu dipimpin oleh Van Mook yang berkebangsaan Belanda menyerang membabi buta disegala penjuru. Sungguh ironik, kelompok pejuang Indonesia masih terlibat konflik pribadi. Dan moment tersebut di manfaatkan oleh Belanda sebagai misi pemecahan kekuatan para pejuang Indonesia.
Karena terdesak oleh gempuran yang bertubi – tubi, akhirnya para pejuang kemerdekaan bersatu untuk melawan dan berjuang hingga titik darah penghabisan. Teknik lama dengan bergerilya kembali di galakkan. Mereka berikrar untuk menunjukkan sebagai anak Bangsa Indonesia yang sesungguhnya dengan melepaskan rasa egoisme mengenai perbedaan. Seperti yang kita ketahui, negara indonesia tercinta terdiri berbagai kelas sosial, perbedaan suku, daerah, agama dan karakteristik. Akhirnya mereka bersatu karena perbedaan itu dan akhirnya menghasilkan sesuatu apa yang menjadi harapan, yakni mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Animasi kartun Lucu



















  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Resensi Film " Emak Ingin Naik Haji "

Emak Ingin Naik Haji
Sutradara Aditya Gumay
Produser Putut Widjanarko
Adenin Adlan
Penulis Adenin Adlan
Aditya Gumay
Pemeran Aty Cancer Zein
Reza Rahadian
Didi Petet
Niniek L. Karim
Ayu Pratiwi
Adenin Adlan
Gagan Ramdhani
Alexia
Aswin Fabanyo
Henidar Amroe
Cut Memey
Helsi Herlinda
Dedi Maulana
Genta Windi
Musik oleh Adam S. Permana
Sinematografi Gunung Nusa P
Penyunting Cesa David Luckmansyah
Dhimas Adhi Putra
Distributor Mizan Productions dan Smaradhana Pro
Durasi 98 menit
Negara Indonesia
Emak Ingin Naik Haji adalah film Indonesia yang dirilis pada 12 November 2009 dengan disutradarai oleh Aditya Gumay dan dibintangi oleh Aty Cancer Zein, Reza Rahadian, dan Didi Petet.
Film ini diangkat dari cerita pendek karangan Asma Nadia. Film ini juga menghadirkan penampilan khusus dari Jeffry Al Buchori

[sunting] Sinopsis

Film ini bercerita tentang tokoh Emak, seorang wanita berusia lanjut yang sabar, tulus, dan penuh kebaikan hati, seperti umat Islam lainnya, sangat ingin menunaikan ibadah haji. Sayangnya, Emak tidak memiliki biaya untuk mewujudkan keinginannya. Kehidupan Emak sehari-hari hanya bergantung pada hasil jualan kue. Ada juga sedikit tambahan uang dari Zein, anaknya yang duda, penjual lukisan keliling. Walaupun Emak tahu bahwa pergi haji adalah salah satu hal yang mungkin sulit diraih, Emak tidak putus asa, dia tetap mengumpulkan rupiah demi rupiah untuk disetorkan ke tabungan haji di bank. Zein, yang melihat kegigihan Emak, berusaha dengan berbagai cara untuk dapat mewujudkan keinginan Emak. Tapi, keterbatasannya sebagai penjual lukisan keliling, serta masalah-masalah yang diwarisinya dari perkawinannya yang gagal, menyebabkan Zein hampir-hampir putus asa dan nekat. Sementara, tetangga Emak yang kaya raya sudah beberapa kali menunaikan haji, apalagi pergi umroh. Di tempat lain ada orang berniat menunaikan haji hanya untuk kepentingan politik.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

resensi film laskar pelangi


Tanggal 25 September kemarin, aku termasuk dari sedikit orang yang beruntung mendapatkan kesempatan untuk menonton premiere Laskar Pelangi. Tentunya seneng banget rasanya, karena buat aku novel Laskar Pelangi memang sudah begitu spesial. Film yang diangkat dari bagian pertama novel tetralogi dengan judul yang sama ini memang begitu fenomenal. Pada postingan sebelumnya udah aku ceritain gimana menggebu-gebunya antusias dari warga Jogja untuk berebutan nonton film yang disutradarai oleh Riri Riza dan diproduseri Mira Lesmana ini.

Film berdurasi sekitar 2 jam ini menceritakan kehidupan 10 anak untuk mendapatkan pendidikan di salah satu pulau terkaya Indonesia, Belitong (bagian dari Provinsi Bangka Belitung). Bersama dua guru terkasih mereka, Ibu Muslimah (Cut Mini) dan Pak Harfan (Ikranagara) mereka berhasil membuktikan bahwa keterbatasan tidak mampu untuk menghambat semangat mereka untuk berprestasi dalam pendidikan.


Ikal, Lintang dan Mahar adalah salah satu dari murid-murid spesial di SD Muhammadiyah Gantong, bersama ketujuh teman mereka yang lain mereka tergabung dalam Laskar Pelangi. Mahar dengan cita rasa seninya yang tinggi berhasil membuat SD Muhammadiyah berprestasi pada Lomba Karnaval 17-an. Juga Lintang yang cerdas mampu menjadikan SD Muhammadiyah memenangkan perlombaan cerdas cermat, meskipun akhirnya nasib buruk menimpanya. Sementara Ikal yang terlibat asmara dengan seorang putri tionghoa. Keseluruhan kisah mampu terjamu secara apik dan mengharukan. Sinopsis selengkapnya, lihat disini..

Secara umum film ini memang mendidik sekaligus menghibur. Namun durasi film yang cukup singkat untuk sebuah adaptasi dari banyak kisah dalam buku Laskar Pelangi cukup banyak memangkas banyak cerita aslinya (sesuai dalam buku). Aku sedikit kecewa, pemangkasan cerita itu malah dibumbui oleh beberapa kisah yang tidak terdapat dalam buku. Mungkin itulah yang dinamakan adaptasi, tidak selalu berpatokan pada cerita asalnya.


Andrea Hirata sendiri mengatakan "Film Laskar Pelangi merupakan karya sineas film, bukan karya saya, sehingga saya tidak akan banyak ikut campur dalam pembuatannya". Anjuran aku, bila ingin lebih puas memaknai kisah Laskar Pelangi, lebih baik sebelum atau sesudah melihat film untuk membaca bukunya. Sejujurnya kisah Laskar Pelangi memang begitu panjang dan bermakna untuk diwujudkan dalam sebuah film.

Senada dengan Andrea Hirata, aku kini mulai memandang film dan buku Laskar Pelangi sebagai dua karya dari dua bidang seni yang berbeda. Baik film maupun bovel mempunyai kelebihan masing-masing, juga penggemar tersendiri. Dibanding film-film Indonesia lainnya yang bertebaran di bioskop saat ini, Laskar Pelangi mampu menyuguhkan tontonan yang lebih bermutu sekaligus mendidik. Ayo rame-rame tonton film ini di bioskop terdekat, tapi harus cepat-cepat karena tiketnya terbatas dan laku keras, hehehe.


Link:

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

About Me

Foto Saya
Review Film - Film Baru dan yang Sudah Tayang
Lihat profil lengkapku

Moderadora

Foto Saya
Review Film - Film Baru dan yang Sudah Tayang
Indonesia
Lihat profil lengkapku

Conversación

SlideShow